Modern tecnology development in Indonesia
Selasa, 06 Mar 2007,
Tahun Ini 6110 Muncul Lagi
Selain E90 Communicator, dalam Showcase Nokia 2007 yang berlangsung bulan lalu di Bangkok, Thailand, diperkenalkan lima produk lain GSM. Yang menarik, 3110 dan 6110 dihadirkan lagi. Tipe lengkapnya tentu tidak persis sama, apalagi fiturnya.
3110 Classic
Sepuluh tahun lalu Nokia pernah memasarkan ponsel GSM Nokia 3110. Itulah ponsel pertama Nokia yang menggunakan navi key. Kini Nokia kembali menghadirkan 3110. Bedanya ditambahkan kata "Classic" di ponsel tipe terbaru ini.
Nokia 3110 Classic, begitu nama lengkapnya, mempunyai fitur jauh lebih canggih dibandingkan 3110 zaman dulu. Ia dibekali layar 262 ribu warna, kamera 1,3 megapiksel, radio FM, pemutar MP3, slot microSD, bluetooth, dan inframerah. Ponsel triple band GSM 900/1800/1900 ini mendukung layanan GPRS dan dapat digunakan untuk menikmati video streaming. Kapan beredar? Kuartal kedua tahun ini.
6110 Navigator
Reinkarnasi lagi. Kali ini malahan setahun lebih cepat. Pada 1998 ponsel GSM Nokia 6110 meraih sukses di pasar. Karena warna casing-nya bisa berubah-ubah, bergantung posisi ponsel dan arah cahaya, di Indonesia 6110 lebih dikenal sebagai ponsel bunglon.
Sembilan tahun kemudian, pada kuartal kedua tahun ini, bakal dipasarkan 6110 generasi baru yang diberi nama 6110 Navigator. Fiturnya tentu tak sesederhana dulu. GPS terintegrasi, 3G, HSDPA, layar 16 juta warna, slot microSD, dan dual camera-salah satunya dua megapiksel--merupakan fitur dasar ponsel ini.
Mengapa Nokia menggunakan penomoran lama, misalnya 3110 dan 6110, untuk ponsel terbarunya? Apakah kehabisan nomor? "Bukan. Tipe tertentu, contohnya 6110, telah dikenal luas dan merefleksikan Nokia. Karena itu kami menggunakannya lagi. Kami tambahkan kata Navigator lantaran ponsel mid range ini dibekali kemampuan navigasi," jelas Alex Lambeek, Vice President Mobile Phone Sales & Market Operations Nokia Asia Pasifik kepada penulis.
E61i
Ini merupakan adik kandung E61 yang tahun lalu telah beredar di Indonesia. Perbedaan utama di antara keduanya, E61i dilengkapi kamera dua megapiksel dan menggunakan kartu memori microSD. Sedangkan E61 tak mempunyai kamera dan memakai miniSD.
Terkait dimensi fisik, kalau ketebalan E61 14mm, E61i 11,5 mm. Sepintas hanya berbeda 2,5 mm. Namun, bagi mantan pengguna E61 yang lalu menggenggam E61i, selisih itu akan amat terasa. Bila E61 memakai joystick, E61i menggunakan navi key.
Satu hal yang membuat penulis terkesima, respon menu E61i sungguh cepat. Berbeda signifikan dengan E61. Padahal, E61i yang penulis coba adalah versi purwarupa alias prototipe. Versi komersialnya yang bakal dipasarkan mulai kuartal kedua tahun ini bukan mustahil lebih cepat lagi.
E65
Layar 16 juta warna, kamera beresolusi dua megapiksel, 3G, dan WiFi merupakan fitur utama ponsel sliding ini. Di sisi muka E65 terdapat one touch key yang terdiri atas tombol conference, contact, mute, dan my own key. Tombol terakhir itu bisa dipersonalisasi oleh pengguna.
Perangkat quad band GSM 850/900/1800/1900 ini mulai akhir minggu lalu sudah gampang diperoleh di Indonesia. Rentang harga jualnya masih amat lebar, mulai Rp 4,4 juta hingga Rp 4,85 juta. Bluetooth, inframerah, slot microSD, dan mendukung layanan push email merupakan fitur lain E65.
N77
Mudahnya N77 adalah versi candy bar, monoblock, atau batangan dari N92 yang lebih dulu dihadirkan Nokia. Layar 16 juta warna berukuran 2,4 inci dan mendukung layanan mobile TV berstandar DVB-H menjadi fitur utama perangkat yang oleh Nokia disebut komputer multimedia ini.
Spesifikasi lain, di antaranya, kamera dua megapiksel, slot microSD, radio FM, dan speaker stereo. Perangkat 3G ini akan beredar pada kuartal kedua 2007 di negara-negara yang telah mengadopsi DVB-H. Sejak tahun lalu Nokia bekerja sama dengan PT Meca dan SCTV terus melakukan uji coba mobile TV berbasis DVB-H di tanah air. Jadi, bukan mustahil N77 bakal muncul di sini juga. (Herry S.W.)
No comments:
Post a Comment